Seni sastra adalah proses kreatif menciptakan suatu karya seni dengan bahasa yang estetis seperti cerpen, novel, roman, puisi, dan sebagainya.
Teori sastra adalah asas hukum, prinsip-prinsip dasar mengenai susastra/seni sastra.
Karya seni adalah refleksi dunia atau hasil pendekatan dari dunia/kehidupan sehari-hari.
Teori sastra:
-menurut A. Teeuw “sastra adalah buku petunjuk, buku interuksi atau pengajaran dalam bahasa indah.
-Slamet Mulyana mengatakan bahwa keindahan dalam seni sastra dibangun dari seni kata.
Sistem dan konvensi sastra
Konvensi adalah aturan yang disepakati oleh masyarakat sastra.
Sistem sastra:
-sistem bahasa: sistem simatik (tanda) yang punya arti konvensi yang disepakati oleh masyarakat konvensi budaya dalam memahami sebuah karya sastra dan perlu pengetahuan mengenai kebudayaan yang melatarbelakangi karya sastra tersebut.
PROSA FIKSI DAN STRUKTURNYA
Pengalaman batin pengarang.
Prosa adalah karangan bebas yang mengekspresikan pengalaman batin pengarang mengenai masalah kehidupan dalam bentuk dan isi yang harmonis yang menimbulkan kesan estetik (indah).
Bentuk medianya berupa bahasa.
Isinya berupa pemikiran, ide, cita-cita, tafsiran, peristiwa, kehidupan, dan sebagainya.
Prosa dibagi atas dua macam, yaitu:
-Prosa non sastra berupa:
a) Karangan ilmiah;
b) Karangan ilmiah populer;
c) Features (cerita-cerita).
-Prosa sastra/fiksi berupa:
a) Dongeng: cerita zaman purba yang berbentuk prosa, yaitu tentang cerita khayal dan penuh keajaiban. Biasanya disampaikan dari mulut ke mulut sehingga tidak mengherankan jika kebenaran isinya makin berkurang. Dongeng ada beberapa macam:
-mythe. Berasal dari bahasa Yunani, mythos, yaitu dongeng yang menceritakan kehidupan makhluk halus atau hantu, seperti jin, kuntilanak, dan dewa-dewi. Contoh: Setan Penanggalan, dan lain-lain.
-Fabel: dongeng yang menceritakan binatang yang hidup sebagai manusia, berbuat dan berbicara seperti manusia. Contoh: Hikayat Sang Kancil dan sebagainya.
-legenda: dongeng yang berisi cerita tentang terjadinya nama-nama suatu tempat: gunung, sungai, dan sebagainya. Contoh: Dongeng Gunung Tangkuban Perahu.
-dongeng jenaka: mengemukakan kebodohan seseorang. Apa yang dikemukakannya serba salah sehingga menimbulkan humor atau kejenakaan. dongeng ini dibawakan oleh tukang cerita atau pelipur lara. Contoh: dalam bahasa sunda: Bapa Leco, Nujum Sengsara, Aki Bolong, Si Kabayan, dan sebagainya.
-Sage: Dongeng yang mengandung unsure sejarah. Contoh: Hang Tuah dan Joko Tingkir.
b) Hikayat: berasal dari bahasa Arab, yang berarti ‘cerita’. Mirip dengan dongeng, khayalan namun ceritanya panjang. Isinya tentang kehidupan di sekitar istana. Oleh karena itu sering di sebut pula sebagai dongeng istana. Pelaku utamanya adalah raja, permaisuru, putra raja yang gagah berani serta putri yang cantik jelita. Cerita terjadi di Negara Antah Berantah. Rajanya ialah keturunan dewa-dewa. Dan itu selalu berakhir dengan kegembiraan. Contoh: Hikayat Si Miskin.
c) Roman: cerita yang mengisahkan liku-liku kehidupan manusia kebanyakan dengan suka dukanya, perjuangan batinnya, dan kehidupan jiwanya. biasanya berbentuk hikayat lama.
d) Novel: kata novel berarti kabar atau pemberitahuan. Dan artinya adalah cerita berbentuk prosa yang ringkas. Isinya tentang lebih terbatas daripada roman, tetapi lebih panjang daripada cerpen. Sifat-sifat dan perbuatan pelaku-pelaku dalam novel tidak diuraikan secara panjang lebar seperti dalam roman. Melukiskan kejadian yang luar biasa, yang berakhir dengan perubahan nasib pelaku utamanya. Wujudnya ialah konsentrasi kehidupan pada satu saat dalam satu krisis yang menentukan. Pengarangnya dinamakan novelis.
e) Kisah/Riwayat Perjalanan: cerita tentang perjalanan, baik di darat maupun di laut. Sekarang lebih dikenal dengan ‘riwayat perjalanan’, sedangkan kisah menurut pengertian sekarang, ialah cerita apa saja tidah harus mengenai perjalanan. Contoh: kisah pelayaran Abdullah ke Negeri Jeddah, Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi.
f) Cerpen: cerpen (cerita pendek) menceritakan pokok persoalan yang sama dengan roman, yaitu tentang perikehidupan manusia. Hanya tidak diuraikan secara panjang lebar. Yang diceritakan ialah sejumput dari kehidupan yang menimbulkan pertikaian yang harus diselesaikan. Ada pendapat bahwa bedanya dengan novel, pelaku dalam novel harus mengalami perubahan nasib. Contoh: Dari Ave Mariake Jalan lain ke Roma, Idrus.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berikan komentar Anda